Banyak Kader Korupsi, Adi Supriadi: Kenapa PDI-P Tetap Pede Jualan Intoleransi dan Radikal Radikul
BORNEO NUSANTARA NEWS - Jakarta, Adi Supriadi atau yang Akrab disapa Coach Addie, Analis dan Pengamat Masalah Sosial Politik dan Keagamaan menyikapi Fraksi PDI-P DKI Jakarta yang merilis daftar 10 Sekolah yang yang diduga intoleran, menurut Adi Masalah Korupsi dan Kejahatan yang Merugikan Negara Masih Banyak dan yang terbaru justru banyak menimpa kadernya tetapi tetap aja rakyat disuguhi framing soal Intoleran dan Radikal Radikul. Hal ini disampaikannya di Jejaring Media Sosialnya coachaddie.official, Senin (22/08/2022).
Cuitannya inipun menjadi viral seketika dan banyak mendapat persetujuan dari Netizen, Jurnalis menghubungi Coach Addie pada Selasa, 22/08/2022 melalui jaringan selulernya untuk mendapatkan keterangan lengkap mengenai cuitannya tersebut.
“Hampir semua isu tentang terorisme, Intoleran, Radikal dan Radikul hanya sekedar untuk menutupi isu Korupsi yang banyak akhir-akhir ini, dari yang hanya miliaran rupiah hingga trilyunan rupiah “ Ujar Adi.
Jurnalis dan Aktivis Penggiat Media Sosial ini menjelaskan bahwa ada pola bahwa setiap yang kampanye isu intoleran dan radikal radikul tak lama kemudian OTT KPK, ini banyak sekali terjadi selama ini, polanya sangat mudah terbaca. Justru KPK atau Kejaksaan perlu memperhatikan serius siapapun yang kampanye Isu Intoleran dan Radikal Radikul adalah mereka yang diduga menutupi kasus korupsi.
“Rakyat sudah cerdas, Kasus akibat dari Intoleransi itu hampir tidak ada kecuali memang dibuat-buat ada, tetapi kasus korupsi, skandal suap terlalu banyak dilakukan Pejabat di Negara ini, Sejujurnya isu ini basi dan tak berguna lagi buat menaikan elektabilitas Partai manapun, chek aja semua jejaring media Sosial apapun Platformnya, Banyak kritik cerdas dari kaum Millenial dan Gen Z mengenai fenomena di Negeri ini “ Papar Adi Supriadi.
Adi Supriadi mengajak siapapun, khususnya Kader Partai Politik manapun tidak perlu lagi jualan isu basi Intoleransi yang ujung-ujungnya hanya sekedar menutupi korupnya Kader Partai, mulailah mengangkat isu positif dan lebih produktif meningkatkan Motivasi dan Menginspirasi Rakyat Indonesia, Sudahilahlah yang negatif-negatif dan yang kontraproduktif. (AS)
