Dari Layangan Putus Hingga Impian yang Pupus, It Is Your Dream?

Oleh Adi Supriadi, MM (Coach Addie)  


It is My Dream? No, maybe your dream. Kehebohan kalimat “It is My Dream “ Justru datang dari Serial Layangan Putus, Kisah Kejahatan dalam relationship ini memuat kata motivasi “It is My Dream”, dan ini adalah paradok.

Borneo Nusantara News
Adi Supriadi


Terlepas kontek kalimatnya untuk apa, tetapi secara keseluruhan cerita Layangan Putus banyak merusak hubungan banyak orang yang awalnya baik-baik saja, Ini Impianmu? Impian siapa? Pemain Film? Sutradara? Produser? atau Pemilik modal yang dapat uang besar lembaga hukum yang menjadi penengah banyaknya rumah tangga hancur karenanya? Hehehe.



Jelas, dampak penyakit psikosomatis akibat layangan putus begitu besar walaupun ini menguntungkan penulis yang juga punya keahliah hypnoterapi sehingga banyak yang luka bathin datang ke konselor dan minta di hypnoterapi agar luka bathinnya bisa hilang. Namun, bukankah lebih baik mencegah daripada mengobati. Selain memang banyaknya rumah tangga yang baik-baik saja menjadi rusak karena serial ini. Perpecahan terjadi juga antara yang suka dan tidak suka pada serial ini. Makin hancur bangsa ini karenanya. Sudahlah masalah politik, buzzer, ekonomi yang hancur karena pandemi ditambah lagi menguatnya penyakit yang disebabkan oleh pikiran dan perasaan atau dalam hypnoterapi disebut penyakit psikosomatis. 


Yang suka terhadap Layangan Putus membela dengan dalih bisa belajar dan mengantisipasinya agar tidak terjadi dalam rumah tangganya. Adapun yang tidak suka karena rumah tangga yang awalnya baik-baik saja rusak gegara layangan putus. Untuk mereka yang pro terhadap Layangan Putus, Anda belajar Apa? Belajar Selingkuh? Belajar Menduakan pasangan? Budaya Bertengkar Suami Istri? Budaya Mengontrol suami hingga ke lubang toilet?


Sekali lagi, Anda belajar Apa? Sedangkan yang kontra akibat rumah tangganya berantakan gara-gara serial ini. Cobalah pahami itu hanya sebuah kisah fiksi dari sutradara karena sejatinya novel yang asli tidak menceritakan hal yang sama. Serial ini justru membongkar aib pasangan muslim dan muslimah bahkan Chanel Youtube Dakwah. Lalu, kalian nonton dapat Apa? Ini pertanyaan serius. 


Beginilah kondisi bangsa Indonesia saat ini, dirusak politiknya, pemikirannya, ekonominya, pendidikannya hingga dirusak kebathinannya. Sudah semakin parah. Penulis hanya mendukung siapapun yang menjadi kreatif gegara serial ini, seperti banyaknya konten lucu. Konten akting dengan menggunakan kata-kata “Fine” “Awesome ‘ “It is My Dream” dengan menirukan akting aktor serial ini.


Nah, Hidup itu dibuat lucu aja, bergembira, senangkan bathin Anda. Anda layak bahagia dengan tanpa perlu ikut-ikutan hancur gegara cerita serial ini. Jika Anda tidak menggunakan logika, maka Anda akan terbawa arus kehidupan yang harusnya Anda punya tujuan sendiri dalam hidup.


Kalau intinya perselingkuhan, suami Anda bermain serong. Lalu, Anda curiga mentransfer siapa, catatannya begini : Jika Dia Poligami, FINE. Halal. Ikhlaskan. Nah, Jika tidak bagaimana? Perempuan simpanan misalnya, Pelacur misalnya? Oke, Coba simak kisah dialog saya di bawah ini yang terjadi pada tahun 2014 atau sekitar tujuh tahun lalu. 


Pada waktu itu saya mengikuti training di PPM, Jakarta. Kebetulan saya satu group diskusi dengan beberapa wanita salah satunya pesera dari Palang Merah Indonesia (PMI).


Pada waktu itu, judul trainingnya “Problem Solving & Decision Making”. Sang trainer memberi tugas kepada saya dan rekan-rekan peserta untuk memilih dan memutuskan. 


Pilihannya pertama, rumah besar, di dalam komplek, sepi, jauh dari pasar, aman tetapi ada lokalisasi pelacuran di dalam komplek (Prostitusi yang disamarkan menjadi panti pijat). Pilihan kedua adalah rumah kecil, dekat jalan raya, dekat pasar, tidak ada halaman bermain, polusi dan hingar-bingar suara kendaraan. Nah, kami harus putuskan memilih apa dan mengapa? 


Menariknya, saya dan salah seorang wanita peserta memilih rumah besar di dalam komplek walaupun ada “Lokalisasi” di dalam komplek tersebut. Saya memilih karena saya suka tempat sepi untuk merenung, mengonsep dan beribadah. Akan tetapi, menariknya jawaban wanita ini ketika saya tanya “Mengapa Ibu memilih rumah besar, sepi, tidak ada kendaraan umum masuk, jauh dari pasar dan ada lokalisasi. Apakah Ibu tidak khawatir suami ibu akan ke tempat lokalisasi itu?” 


Sang wanita, peserta dari PMI ini dengan tegas berkata begini, “Hallo Coach Addie, sekarang itu tahun 2014 lho Pak. Bagaimana bisa saya merantai kaki suami saya yang memang kerjanya di luar rumah. Jika memang dia berniat ke lokalisasi jangankan yang dekat Coach, yang jauh aja dia akan datangi. Kita tidak bisa mengontrol orang seperti Tuhan mengontrol hambanya. Saya sebagai makhluk Tuhan dan sebagai istri hanya bisa berdoa semoga dia kembali ke rumah setelah bekerja. Karena Apa? Karena saat dia masih kembali maka dia suami saya. Jika dia di luar apapun yang dilakukannya adalah tanggungjawabnya dihadapan Tuhan yang Maha Kuasa. Saya tidak mau rumah tangga saya rusak hanya karena mengontrol HP-nya, mengontrol kantornya, penghasilanya dll, Selama dia pulang ke rumah DIA SUAMI SAYA, Kita harus bahagia Coach. Kita harus bahagia karena kita hidup sementara,“


Saya sontak bertepuk tangan dan merinding dengan jawaban wanita ini. Ini keren. It is My Dream. 


Nah, teman. Sudah taukan rumusnya. Daripada Layangan Putus membuatmu tidak bahagia dan membuat Anda terjangkit penyakit psikosomatis. Cara berpikir teman daya di atas bisa Anda gunakan untuk hidup Bahagia.


Jangan Sampai Layangan Putus membuat Impian Anda menjadi pupus, Apakah itu mimpi Anda? Jika iya, Silahkan lanjutkan bertengkar karena Layangan Putus. Saya memilih tidak, bahkan menonton trilernya pun tidak setelah saya tau diangkat dari sebuah novel yang ditulis seorang wanita muslimah yang dendam kepada suaminya akibat suaminya selingkuh terlebih backgroundnya adalah seorang yang berakvitas membesarkan media dakwah Islam. Dampak buruknya lebih besar ketimbang kebaikannya. 


So, It is My Dream, Hidup Bahagia Tanpa Drama 


*) Penulis adalah Jurnalis, Penikmat Film, Motivator, Coach dan Hypnoterapyst. CEO PT Coach Addie Group, Tinggal di Bandung, Kelahiran Ketapang, Kalimantan Barat.

Related

regional 1946468262946119861

Opini Coach Addie

Hakikat Rasa Sakit

Keputusan yang bijak adalah mengasah kebijaksanaan dalam menghadapi setiap lelah, rasa sakit, gelisah, kesedihan, luka lara, patah hati, dan...


Banyak Dibaca

item