Ecobhinneka Muhammadiyah Kalimantan Barat Gelar Workshop Visi Pemimpin Perubahan untuk Sekolah Harmoni dan Hijau

Ecobhinneka Muhammadiyah Kalimantan Barat Gelar Workshop Visi Pemimpin Perubahan untuk Sekolah Harmoni dan Hijau


Borneo Nusantara News - Pontianak, Lahirkan guru berwawasan lingkungan, Ecobhinneka Muhammadiyah Kalimantan Barat mengelar Workshop Visi Pemimpin Perubahan Untuk Sekolah Yang Harmoni dan Hijau.

Kegiatan yang dilaksanakan di hotel mercure Pontianak Sabtu (19/09) kemarin. Dibuka secara resmi oleh Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Kalimantan Barat, Pabali Musa.

Turut hadir pada kegiatan itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pontianak, Sri Sujiarti, Kepala Kantor Wilayah Kementrian Agama Provinsi Kalimantan Barat, Muhajirin Yanis dan Kepala Sekolah SD/MI, SMP/MTS, SMA/SMK/MA se-Kalbar.

Kegiatan yang bertujuan membentuk kembali gagasan tentang literasi keagaman untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan tentang pluralisme, toleransi dan keragaman masyarakat lewat aksi – aksi pelestarian lingkungan demi mencapai Visi Pemimpin Perubahan untuk Sekolah yang Harmoni dan Hijau.

Pada sambutannya, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pontianak Sri Sujiarti menyebutkan bahwa sekolah harmoni yang hijau sejalan dengan pemerintah yaitu adiwiyata, sekolah yang peduli lingungan yang sehat.

"Lingkungan hijau adalah lingkungan sehat bagi tubuh, sekolah adiwiyata adalah sekolah yang nyaman dipandang mata, bertutur kata yang baik sekaligus menerapkan hal yang baik," ungkapnya.

Selain itu, Sri menyampaikan Alam adalah bagaian yang tak terpisahkan bagi manusia, artinya kita bisa memanfaatkan alam sekitar.

Jadi, Menurutnya Sekolah dengan menerapkan prinsip perdamaian dan menjaga lingkungan merupakan cita-cita luhur bangsa.

"Perdamaian ditengah keberagaman mesti di inisiasi di lingkungan pendidikan agar tercipta kerukunan. Ketika kerukunan ini tumbuh dan terus dirawat maka agen perdamaian," katanya.

Ditempat yang sama, Kepala Kantor Wilayah Kementrian Agama Provinsi Kalimantan Barat, Muhajirin Yanis menyampaikan  bahwa pentingnya konsepsi pendidikan berbasis lingkungan.

“saya juga punya area lingkungan Alhamdulillah sudah saya tanami pohon jati, kegiatan ini sederhana saja, menanam selama 3 tahun secara terus menerus dan alhamdulillah tumbuh. Penanaman ini dilaksanakan di SD, SMP, SMA, dan Madrasah Aliyah untuk terus berkemajuan dalam upaya penghijauan sekolah. Jadi mudah mudahan konsep konsep ini menjadi nyata," katanya.

Menurut Yani, Aksi nyata dengan melakukan penanaman pohon merupakan buah gerakan konkrit atas usaha penghijauan. 

"Di beberapa sekolah yang hampir kehilangan pohon ini menjadi suatu evaluasi tegas bahwa pohon bukan terbatas pada objek. Pohon merupakan suatu makhluk secara hakikat sama dengan manusia tumbuh hidup dan saling menghidupi," katanya.

Sementara itu, Manager Regional Eco Bhinneka Kalimantan Barat, Octavia Shinta Aryani menyampaikan Kegiatan workshop ini berusaha memunculkan gagasan–gagasan dari pembicara dan peserta tentang literasi keagamaan.

"Serta untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan tentang pluralisme, toleransi dan keragaman masyarakat lewat aksi–aksi pelestarian lingkungan demi mencapai Visi Pemimpin Perubahan untuk Sekolah yang Harmoni dan Hijau yang di dokumentasikan,” ungkapnya.

Kata Dia, Ecobhinneka Muhammadiyah Kalimantan Barat yang memiliki Komunitas Sahabat Eco Bhinneka sudah melakukan aksi nyata seperti Cycling to Religious Sites (CTRS).

"Kegiatan bersepeda ke rumah-rumah ibadah dengan membagikan bibit pohon beragam dan aksi bepaot dan bekemas sampah pantai. Dengan merawat kerukunan dan menjaga lingkungan merupakan titik temu antara Ekologi dan Kebhinnekaan ini menjadi semangat misi berdakwah di tengah-tengah perubahan iklim," tegasnya.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Kalimantan Barat, Pabali Musa dalam sambutannya menyampaikan bahwa Kepala Sekolah sudah punya visi misi berkarya nyata bukan kata. Intinya guru-guru lebih meningkatkan peran yang efektif dan meningkatkan suasana yang kondusif di lingkungan yang beragam tentunya pada siswanya, sehingga lebih harmonis.

"Harmonis itu bukan hanya dalam arti antar etnis tetapi juga dalam pemikiran dan perbuatan yang harmonis sehingga menunjuka keserasian dan kemudian menimbulkan semangat cinta lingkungan yang hijau," ujarnya.

Dikatakan Pabali Musa, Terimakasih dan penghargaan tinggi bagi yang mengadakan aktivitas ini kalau Muhammadiyah intinya yang berkemajuan. 

"Ada indikator berkemajuan yaitu situasi yang lebih baik dari sebelumnya, nah itu berkemajuan. Tentu dalam tema ini, mengusung tema sekolah yang lebih hijau dan harmonis dari pada sebelumnya," katanya.

Ia mengaskan bahwa menjaga alam untuk menghadirkan situasi lingkungan yang rukun merupakan suatu keniscayaan. Menjadikan agama sebagai rujukan serta mengajak kesalehan lingkungan secara kolektif adalah segmen fundamental dari kehidupan alam semesta. (As)

Related

news 4704847346803237995

Opini Coach Addie

Hakikat Rasa Sakit

Keputusan yang bijak adalah mengasah kebijaksanaan dalam menghadapi setiap lelah, rasa sakit, gelisah, kesedihan, luka lara, patah hati, dan...


Banyak Dibaca

item