Wakil Bupati Kayong Utara Hadiri Evaluasi Program Kesehatan Keluarga

Wakil Bupati Kayong Utara Hadiri Evaluasi Program Kesehatan Keluarga

BORNEO NUSANTARA NEWS - Pemerintah Kabupaten Kayong Utara melalui Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana (KB) menggelar kegiatan Evaluasi Program Kesehatan Keluarga dan Gizi dalam Pencapaian Program SPM dan Penurunan Stunting di Kabupaten Kayong Utara.

Wakil Bupati Kayong Utara, Effendi Ahmad menghadiri serta membuka kegiatan ini yang dilaksanakan di Hotel Mahkota Kayong, Sukadana pada Kamis, (25/8).

Pada kesempatan ini, Wabup Effendi menyampaikan pentingnya menekan AKI, AKB, dan stunting di daerahnya.

"Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang salah satu fokus utamanya adalah untuk menekan dampak Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) yang masih tinggi, serta masih
adanya kasus stunting yang ada di Kabupaten Kayong Utara ini," kata Wabup.

Wabup menjelaskan, berdasarkan RPJMN Renstra Direktorat Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak, Kementerian Kesehatan RI, angka kematian ibu sampai dengan tahun 2024 harus mencapai 183/100.000 kelahiran hidup, dan angka kematian bayi (AKB) tahun 2024 mencapai 16/1000 kelahiran hidup.

"Di Kabupaten Kayong Utara, angka kematian ibu tahun 2021 sebanyak lima orang dan untuk tahun 2022 sampai bulan Agustus sebanyak tiga orang di wilayah Puskesmas Dusun Besar, Telaga Arum, dan Teluk Melano," ujar Effendi.

Angka kematian bayi (AKB) tahun 2021, disebutkannya, sebanyak 16 orang dan tahun 2022 sampai dengan Agustus sebanyak delapan orang.

"Angka ini masih sangat besar bagi kita yang hidup di zaman modern, seharusnya di Kabupaten Kayong Utara ini, untuk angka kematian ibu dalam satu tahun hanya maksimal 2 orang," tukasnya.

Mengatasi permasalahan ini, kata Effendi, diperlukan pendekatan dan strategi yang tepat, sehingga angka kematian ibu dan bayi dapat ditekan seminimal mungkin.

"Hal yang dapat kita lakukan saat ini adalah adanya Rencana Strategi Making Pregnancy Safer (MPS), seperti setiap persalinan harus ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih, komplikasi obstetri dan neonatal mendapat pelayanan yang adekuat, wanita usia subur harus dapat mempunyai akses terhadap upaya pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan komplikasi
keguguran," tuturnya.

Menurut dia, untuk mencapai hal tersebut, diperlukan strategi MPS, yakni peningkatan akses dan cakupan pelayanan kesehatan ibu, bayi baru lahir dan balita yang berkualitas berdasarkan bukti ilmiah, membangun kemitraan yang efektif melalui kerjasama lintas program, lintas sektor dan mitra lainnya dalam melakukan advokasi untuk memaksimalkan sumber daya yang tersedia.

"Mendorong keterlibatan masyarakat dalam penyediaan dan pemanfaatan pelayanan kesehatan ibu, bayi baru lahir dan balita," tutupnya.

Turut hadir juga Sekretaris Dinkes dan KB Kayong Utara, Iwan Dwi Purnomo, Kabid Kesehatan Masyarakat, Susi Ariani, Dinas terkait serta para tamu undangan lainnya. (Santo)

Related

regional 7028961026339237851

Opini Coach Addie

Hakikat Rasa Sakit

Keputusan yang bijak adalah mengasah kebijaksanaan dalam menghadapi setiap lelah, rasa sakit, gelisah, kesedihan, luka lara, patah hati, dan...


Banyak Dibaca

item